Selasa, 09 November 2010

Dibayar untuk Buang Air Kecil

Jika di Jakarta warga kerap ditagih bila uang air kecil di wc umum, lain halnya yang terjadi di Durban, Afrika Selatan. Warga di sana justru dibayar setiap kali buang air kecil.

Bertujuan untuk meningkatkan kebersihan dan menghemat uang, Kota Durban menyediakan sekira 90 ribu toilet di rumah warga yang tidak membutuhkan air sedikit pun.

Kini Pemerintah Kota Durban menyediakan penampung dengan volume mencapai 20 liter untuk menampung air kencing. Air kotor tersebut nantinya akan diubah menjadi pupuk, mengingat mengandung bahan nitrat, fosfor, dan potasium.

Penampung itu akan dipasang di sekira 500 toilet yang disediakan pemerintah.Nantinya para pekerja kebersihan Afrika Selatan akan mengumpulkan penampung tersebut setiap pekan. Mereka akan membayar 30 rand atau sekira Rp38 ribu (Rp1,297 per rand) kepada setiap keluarga yang dilengkapi toilet tersebut.

Jumlah ini tidaklah kecil bagi warga yang tinggal di negara dengan 43 persen warganya berpendapatan USD2 atau sekira Rp17,800 (Rp8,900 per dolar) per hari itu.

Sebuah laboratorium asal Swiss Eawag dan Yayasan milik jutawan Amerika Serikat Bill Gates, saat ini tengah mempelajari bagaimana cara mendapatkan modal untuk skema ini. Warga Afsel banyak yang sudah tertarik dengan program tersebut.

Jumat, 05 November 2010

Wow, Ada Ikan Langka di Aliran Lahar Dingin Merapi

Turunnya lahar dingin pasca-letusan Gunung Merapi ke sungai-sungai di Sleman, Yogyakarta, ternyata membawa berkah bagi warga sekitar aliran sungai.

Sekor ikan langka berukuran besar tertangkap salah seorang warga yang tengah menangkap ikan di Sungai Kuning.

Lahar dingin yang mengalir hingga sungai di dekat permukiman, membuat berbagai ikan yang hidup di dasar sungai keluar menepi. Peristiwa ini dimanfaatkan puluhan warga untuk menangkap dan memanen ikan secara gratis.

Basuki (38), warga Desa Maguwoharjo, Depok, Sleman, bersama tiga temannya berhasil menangkap seekor ikan langka berukuran besar jenis sidat di bawah jembatan Dusun Sorogenen.

Basuki dan rekannya harus berjuang keras menangkap ikan yang konon berbahaya tersebut.

“Berdasarkan cerita warga, ikan sidat mampu mengeluarkan aliran listrik dan dapat menyengat jika terdesak,” tutur Basuki, Kamis (4/11/2010).

Ikan sidat ini hampir menyerupai belut dan mempunyai ukuran panjang satu meter dengan berat 7 kilogram lebih.

Penemuan ikan langka ini langsung menjadi pusat perhatian warga yang melintas di dekat lokasi, tepatnya di Jalan Yogya-Solo depan Bandara Adisucipto.

Meski demikian, Basuki tidak akan memperlakukan istimewa ikan ini. Dia bahkan akan memasak ikan itu untuk dimakan bersama rekan-rekannya