Jumat, 16 Oktober 2009

Wah, Ada UFO di Blok M?

Sebuah benda terbang asing atau unidentified flying objects (UFO) melayang di atas sebuah apartemen di Jalan Pakubuwono atau dekat Blok M, Jakarta Selatan, beberapa hari lalu.

Benda yang diduga UFO alias piring terbang itu dipotret seorang warga yang menolak identitasnya dicantumkan. Foto tersebut diterima Warta Kota melalui Facebook, Kamis (15/10).

Menurut pemotret, obyek tersebut tidak sengaja tertangkap kamera. Saat itu dia sebenarnya sedang memotret bangunan apartemen di Jalan Pakubuwono VI, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, dari dalam mobil.

Ketika hasil jepretan diamati dengan teliti, ternyata ada benda asing yang melayang di atas apartemen itu. Ketika citra benda asing itu diperbesar, benda itu tampak seperti piring dengan sejumlah jendela di bagian bawah, mirip piring terbang dalam film fiksi ilmiah buatan Hollywood.

Namun, saat Warta Kota menelitinya, foto ini ternyata tak ada metadatanya. Hingga semalam belum ada keterangan resmi mengenai keaslian foto tersebut. Mungkinkah benda itu benar-benar UFO yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai benda terbang yang aneh (beta)?

Semalam, Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Adi Sadewo Salatun mengatakan baru tahu mengenai rumor penampakan UFO di Jakarta itu dari media massa. Namun, Salatun juga mengatakan bahwa penampakan benda-benda asing luar angkasa memang sulit untuk diidentifikasi.

”Penampakan benda-benda seperti itu memang sulit dikenali. Hal itu bergantung situasi yang memungkinkan, dia dapat terdeteksi atau tidak, misalnya tertangkap secara tak sengaja dalam bentuk visual seperti yang sering terjadi selama ini,” katanya.

”Selama ini, jika ada laporan soal benda-benda asing, kami langsung menyelidiki kebenarannya, seperti dugaan jatuhnya meteor di Bone, Sulawesi, pekan silam. Dalam kejadian-kejadian seperti itu, masyarakat umumnya tidak memberikan laporan resmi ke Lapan dan beritanya hanya beredar di media,” kata Adi.

Sementara itu, Muhammad Irvan, aktivis Ufonesia (komunitas pengamat UFO), mengaku belum melihat foto tersebut. Menurut dia, selama 2009, laporan tentang beta-UFO lebih sedikit dibanding tahun 2008. ”Laporan terakhir datang dari Bandung, tepatnya di Dago. Tapi itu belum bisa kami duga sebagai UFO, kami masih ragu,” ujarnya dalam perbincangan dengan Warta Kota, semalam.

Irvan mengatakan, untuk menentukan sebuah benda asing di angkasa sebagai UFO, perlu dilakukan pengamatan lebih jauh. Pasalnya, bisa saja benda tersebut adalah pesawat atau bias cahaya matahari.

”Pertama harus dilihat foto atau videonya. Yang paling dasar adalah pengamatan dengan mata orang awam dan dari pemikiran awam, apakah itu benar-benar obyek (UFO) atau debu di lensa kamera,” paparnya.

Jika benda aneh itu patut diduga UFO, temuan tersebut akan dibahas oleh sesama peneliti ufologi. Irvan juga mengatakan, jika saksi mata pada kasus UFO Blok M lebih dari satu orang, maka investigasi lebih lanjut bisa dilakukan.

Sebelumnya pada Kamis (8/10) siang, warga Bone, Sulawesi Selatan, dikejutkan dengan ledakan di angkasa yang didahului oleh cahaya api yang bergerak dengan cepat dan meninggalkan asap tebal.

Warga sempat menduga cahaya dan ledakan itu berasal dari pesawat Sukhoi TNI AU yang meledak di udara. Namun, pihak TNI AU membantah dan menyatakan tidak ada pesawat Sukhoi yang melintasi Bone pada hari itu.

Diculik UFO

Nur Agustinus, aktivis Komunitas Beta-UFO, beberapa waktu lalu menyatakan bahwa penampakan UFO kerap terjadi di tiga kota, yakni Jakarta, Bandung, dan Cirebon. Oleh karena itu, Komunitas Beta-UFO menyebut ketiga daerah itu dengan istilah Segitiga UFO di Indonesia.

Pada tahun 2000, Beta-UFO menerima laporan dari Cirebon tentang seorang bocah berusia enam tahun yang diculik UFO. Bocah itu terpisah dari teman-temannya saat beranjak pulang setelah bermain-main di kebun tebu. Belakangan, bocah yang namanya dirahasiakan itu mengaku diajak main oleh lima makhluk aneh yang badannya bersisik.

Menurut si bocah, dia hanya sebentar bermain-main dengan kelima makhluk aneh tersebut. Namun, keluarganya kalang kabut lantaran si bocah dua minggu menghilang. Nur Agustinus juga mencatat bahwa UFO biasanya muncul saat Bumi sedang mengalami fenomena alam, seperti gempa, gunung meletus, dan badai.

Di situsnya, Komunitas Beta-UFO menyatakan bahwa selama tahun 2007 ada 32 laporan penampakan beta-UFO di Indonesia yang 11 di antaranya terjadi di wilayah Jabodetabek. Sebagian di antaranya tidak berupa berkas cahaya. Sementara itu, sepanjang 2008 tercatat ada 34 laporan tentang penampakan beta-UFO dari seluruh Indonesia dan 13 di antaranya terjadi di wilayah Jabodetabek.

Pada Januari 2006, Yudi, warga Pondokgede, Bekasi, mengaku melihat lima berkas cahaya di angkasa. Saat itu, Yudi sedang bersantai bersama keluarganya. Pengalaman yang sama dialami Riyogarta Luwiyana, warga Bintaro, Tangerang, seperti tertuang di blognya.

Pada 26 Maret 2006, saat dalam perjalanan ke sebuah rumah makan di Bintaro, Riyogarta dan istri melihat benda aneh di langit. Benda tersebut memiliki ekor pendek warna hijau dan bekerlap-kerlip.

Sementara itu, pada Desember 2008, seorang warga Petukangan, Jakarta Selatan, merekam sejumlah titik cahaya di langit yang berpindah-pindah dengan cepat. Rekaman video tersebut dikirim dan disiarkan di sebuah stasiun televisi. Menanggapi rekaman ini, peneliti Lapan, Sri Loka Prabotosari, menyatakan belum bisa memastikan benda asing tersebut.

Jufri (38), warga Petukangan, mengaku merekam fenomena tersebut dan mengunggahnya ke YouTube. Jufri mengaku menyaksikan fenomena ganjil itu bersama teman-temannya. Saat itu, mereka sedang membakar sate di pelataran rumah ketika sejumlah berkas cahaya dalam formasi tertentu bergerak di angkasa

Kamis, 15 Oktober 2009

Nikah Massal Diikuti 40.000 Orang

Para pengantin perempuan yang menggunakan gaun putih dan pengantin pria yang mengenakan jas panjang berbaris rapi mengikuti upacara pernikahan di Asan, Korea Selatan, Rabu (14/10).

Mereka adalah sebagian dari peserta pernikahan massal yang melibatkan 40.000 orang dari sejumlah negara. Para pasangan itu diberkati oleh Pendeta Sun Myung-moon (89), pendiri gereja unifikasi.

Di Asan saja, dia memberkati 20.000 orang. Sisanya mengikuti upacara pemberkatan melalui internet yang menyiarkan acara itu, mulai dari Swedia hingga Brasil.

Moon pertama kali menyelenggarakan pernikahan massal pada 1960-an. Ketika itu, dia menikahkan 24 pasangan dan memperbarui janji pernikahan 12 pasangan lain. Dalam dua dekade, pengikutnya bertambah banyak dan penyelenggaraan pernikahan massal oleh Moon semakin meluas hingga ke Jepang, Eropa, Afrika, Amerika Latin, AS, dan tempat lain.

Pernikahan massal itu juga menandai perpindahan kekuasaan dari Moon ke anaknya, yaitu Moon Hyung-jin (30). Pejabat gereja juga mengatakan, pernikahan massal itu menandai ulang tahun ke-90 Moon dan ulang tahun perkawinannya yang ke-50. Upacara pernikahan massal ini juga mengundang kritik karena ada orang yang menganggap Moon melakukan kultus dan pencucian otak bagi para pengikutnya.

Senin, 05 Oktober 2009

Di Atas KA Nusantara Masinis Itu Menikah

Seorang masinis kereta api, Agus Riadi (26), melangsungkan pernikahan dengan Rara Saraswati (25) di atas gerbong kereta wisata KA Nusantara dalam perjalanan Cirebon ke Brebes pulang-pergi dengan jadwal keberangkatan pukul 11.20 WIB, Senin (5/10).

Humas PT KAI Daop III Rudi Efendi didampingi Wakil Kepala Stasiun Besar Cirebon M Soleh kepada wartawan di Cirebon, Senin, mengatakan, peristiwa pernikahan di atas gerbong yang sedang berjalan itu merupakan yang pertama kali di Indonesia.

Agus Riadi selama ini adalah masinis KA yang bertugas di Cirebon, dan biasa membawa KA Cirebon Ekspres dan KA Argojati tujuan Jakarta.

Menurut Rudi, KA Nusantara adalah KA khusus wisata yang dapat disewa oleh siapa saja. "Kebetulan hari ini, masinis kita yang nikah dan sekalian sebagai ajang promosi bahwa KA tersebut boleh disewa oleh siapa saja," katanya.

KA Wisata yang merupakan gerbong khusus berkapasitas puluhan orang didekorasi sedemikian rupa dengan fasilitas luks. Dikatakannya, KA tersebut disewakan dengan harga Rp 8.250.000 dalam sekali jalan. "Kendati yang nikah adalah masinis tetap bayar," katanya.

KA Nusantara yang dirangkai dengan dua gerbong eksekutif tersebut bisa mengangkut sekitar 300 orang. "Bagi yang mau nikah bisa menggunakan KA tersebut, dan dibanding sewa gedung harga bersaing," katanya.

Menurut dia, perjalanan dari Cirebon ke Brebes adalah satu jam 10 menit sehingga dibutuhkan waktu lebih dari tiga jam untuk menempuh perjalanan pulang dan pergi.

Dalam prosesi pernikahan, waktu tersebut sudah cukup ditambah dengan resepsi pernikahan di atas gerbong dalam perjalanan, katanya pula. "Oleh karena ini merupakan prosesi pernikahan pertama dilakukan di atas kereta, kami sudah menghubungi MURI, guna dicatatkan sebagai salah satu rekor," katanya.

Jumat, 02 Oktober 2009

Kereta Api Pun Dibalut Batik

Dalam rangka merayakan pengukuhan batik sebagai warisan budaya asli Indonesia, tidak hanya masyarakat yang mengenakan busana batik. Kereta api pun tampak dibalut kain batik seperti yang terlihat di Solo, Jawa Tengah.

Kereta api feeder Solo-Wonogiri berbalut kain batik saat melintas di Jalan Slamet Riyadi, Solo, Jawa Tengah, Jumat (2/10). Pemandangan yang tak biasa ini merupakan wujud kegembiraan karena batik telah ditetapkan United Nations Education, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) sebagai warisan budaya tak benda milik Indonesia.

Solo selama ini dikenal sebagai salah satu daerah yang menjadi sentra produksi batik. Di Solo juga terdapat Pasar Klewer yang merupakan pusat grosir produk tekstil, termasuk batik.